Manajemen Litter pada broiler adalah salah satu faktor penting yang harus di perhatikan, karena selama hidupnya broiler berada di atas litter yang bercampur dengan kotoran, sisa pakan yang tercecer dan air yang tumpah; kondisi tersebut bisa memicu infeksi penyakit pada broiler. Litter yang kering dan berdebu bisa meningkatkan ayam yang mengalami dehidrasi, penyakit pernafasan dan bisa dipastikan akan mengalami penyakit tertentu, namun litter yang basah secara umum mempunyai efek negatif yang besar pada performance, kesehatan dan keuntungan dalam budidaya. Oleh karena itu yang paling baik adalah bagaimana mengatur litter agar kadar airnya berkisar 25% (20-25%). Hal tesebut membutuhkan pengetahuan khusus dari mulai memilih material untuk litter, dan bagaimana pengelolaannya. Material untuk Litter Di Indonesia Litter biasa diartikan sebagai sekam, karena pada kenyataanya sebagian peternak menggunakan sekam padi sebagai bahan litter pada broiler. Namun perlu diketahui bahwa litter bisa saja berasal dari bahan lain, asalkan memenuhi syarat tertentu dan sesuai dengan tujuan pemberian litter tersebut. Paling tidak ada 3 tujuan menggunakan litter pada budidaya broiler yaitu: Oleh karena itu kita perlu jeli dalam memilih jenis litter yaitu harus menyerap air, ringan (low density), murah dan tidak beracun. Berikut ini adalah beberapa alternatif bahan yang bisa digunakan sebagai litter dalam budidaya broiler. Jerami Jerami Gandum dinilai paling cocok untuk material litter Jerami Jewawut (barley) lebih jelek dibandingkan jerami gandum Jerami padi yang di buat hay (dikeringkan) berpotensi sebagai bahan litter Kriteria jerami secara umum: harus dipotong kecil-kecil agar menyerap air lebih banyak, harus bebas dari residu peptisida, dan jamur. Di Indonesia jerami gandum dan jewawut tidak tersedia. Potongan dari bonggol jagung yang kering juga berpotensi sebagai litter. Potongan Kertas Bekas Potongan kertas mempunyai daya serap yang sangat tinggi terhadap air, namun jika kotoran basah litter dari bahan kertas sangat sulit untuk dikelola. Tinta warna juga di kawatirkan dapat berbahanya dan bersifat racun bagi ternak. Serbuk Gergaji Sifatnya sangat menyerap air, serbuk gergaji yang kering sangat bagus untuk bahan litter, namun harus diperhatikan apakah ada residu bahan kimia dari yang digunakan industri kayu atau tidak karena bahan tersebut berbahaya bagi ternak. pasir Walaupun bisa di gunakan sebagai bahan litter, pasir tidak dianjurkan digunakan di Indonesia karena tidak bisa digunakan sebagai penghalang dingin dari lantai. Hanya mungkin digunakan jika lantai panas, dan sulit/berat untuk di balik. Kulit Kacang Bahan ini murah, tetapi ketersediannya sedikit. Walaupun kulit kacang keras tetapi mudah untuk dikelola. Kelemahan yang paling besar adalah mudah ditumbuhi jamur dan beresiko terjadinya aspergillosis. Sekam Padi Di Indonesia bahan ini adalah pilihan terbaik, selain harganya murah ketersediannya juga cukup melimpah dan mampu menahan suhu dingin dari lantai. Namun demikian daya serap bahan ini terhadap air sangat rendah sehingga perlu penambahan (penaburan) berulangkali untuk menghindari litter basah Kualitas Litter Setelah memilih bahan untuk litter, peternak diharapkan juga mengetahui apa saja yang mempengaruhi kualitas litter sehingga mampu menjaga agar litter selalu dalam kondisi bagus pada saat masa pemeliharaan. 1. Kadar Air pada Litter Kandungan air dalam liiter dapat dipengaruhi oleh jenis tempat minum, kelembaban, sirkulasi udara, bahan dari liltter, ketebalan, density ayam dan tingkat kesehatan ayam. Kualitas Litter vs Penyakit Bakteri dalam feses jumlahnya cukup banyak, termasuk E coli juga di temui dalam jumlah besar. Ini berbahaya jika kondisi sekam berdebu, karena jumlah bakteri dalam udara bisa mencapai 106 per gram. Jika di hirup oleh ayam setiap hari maka maka ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya Colibacsilosis, selain itu bakteri jenis lain yang menyebabkan penyakit pernafasan juga akan menginfeksi ayam. Terlebih jika kondisi sirkulasi udara kurang baik. Pada litter yang basah efek amonia lebih dominan, amonia bisa menurunkan performa, mempengaruhi pewarnaan pada kulit, pada level 25 ppm menurunkan berat badan dan meningkatkan FCR, tetapi pada level yang lebih tinggi (50-100 ppm) dapat menyebabkan kebutaan pada ayam. Infeksi akibat virus juga bisa menginfeksi ayam dalam kondisi tersebut.
Para ahli menyarankan ketebalan litter antara 5-10 cm, tergantung dari bahan yang digunakan, kondisi lingkungan dan musim. Biasanya jika ketebalan litter kurang dari 7 cm sering mengakibatkan banyak litter yang menggumpal sehingga banyak waktu yang dibutuhkan untuk membuang gumpalan
2. Amonia
Kandungan amonia mempunyai efek negatif pada performance, kualitas karkas, pewarnaan pada kulit dan kesehatan. Mengambil litter yang basah dan mengurangi pH litter adalah 2 cara untuk meminimalisasi kandungan amonia. Beberapa literatur menyebutkan bahwa kadar amonia 25 ppm atau lebih dalam litter menyebabkan membengkaknya FCR dan perbedaan berat badan panen turun. Wacana saat ini adalah men-treatment litter dengan bahan kimia tertentu dan atau acidifier untuk mengurangi amonia dan populasi bakteri.
3. Density Ayam
Telah diketahui bahwa kepadatan ayam sangat berpengaruh terhadap
performance danuniformity. Tingginya kepadatan menyebabkan tekanan
kondisi lingkungan. Oleh karena itujika kepadatan ayam tinggi
disarankan untuk menambah jarak tempat pakan dan harus ada
ketersediaan minum secara terus menerus.
Tips Menjaga Kualitas Litter
(Penulis : skm/Sukarman) (Sumber : www.cjfeed.co.id)
Selasa, 31 Maret 2009
Manajemen Litter Pada Broiler Komersial
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar