Proses pencampuran antara konsentrat dengan jagung, dedak dan bahan tambahan lain terjadi di mixer. Dari mixer inilah ada jaminan bahwa semua bahan tercampur merata, sehingga kandungan obat dan nutrient dalam setiap sudut sama. Ini perlu diketahui oleh para peternak agar performa yang dihasilkan tetap optimal. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses ini :
1. Jenis Mixer
Semua jenis mixer dirancang untuk mencampur supaya bahan menjadi homogen, tetapi setiap jenis mixer berbeda-beda tingkat kemampuan mencampurnya jika di hubungkan dengan kapasitas dan kecepatan (mixing time). Mixer ribon atau padle mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, begitu juga antara mixer horizontal dan vertikal. Oleh karenanya pemilihan mixer sesuai dengan penggunaanya harus diperhatikan.
2. Berat Jenis Bahan
Beberapa bahan mempunyai density tinggi seperti tepung batu, DCP, namun beberapa lainya mempunyai density rendah seperti polard. Bahan baku yang mempunyai berat jenis tinngi akan cenderung bergerak kebawah sehingga waktu mixer yang dibutukan juga lebih tinggi jika dibandingkan pakan yang tidak banyak mengandung bahan yang densitynya tinggi. Walaupun tidak selalu pakan yang menggunakan bahan dengan density tinggi menghasilkan pakan dengan density tinggi.
3. Kelebihan atau kekurangan
Kelebihan atau kekurangan volume bahan dalam mixer juga tidak baik, standart umum digunakan adalah 2/3 dari volume mixer. Contoh Volume Mixer 5 ton hanya bisa digunakan untuk 3.5-4 ton saja. Ini juga tergantung dari desity bahan yang digunakan seperti tersebut diatas, karena bahan yang densitynya rendah sangat memakan tempat. Oleh karena itu perlu di ingat ukuran mixer bukanlah tonase tetapi M3 supaya ada keleluasaan seberapa banyak orang akan mengisi mixernya agar tetap homogen.
4. Partikel Size Bahan
Beragamnya partikel size perlu dipertimbangkan untuk menentukan waktu mixing yang tepat agar tetap homogen.
5. Waktu Mixer
Waktu yang dibutuhkan oleh mixer agar semua bahan dapat homogen disebut dengan Mixing Time. Walaupun kapasitas mixer sama tetapi tidak semua produk mendapat perlakuan yang sama dalam hal mixing time agar produk bisa homogen. Penentuan waktu mixing dipengaruhi oleh ke-4 hal tersebut diatas dan terutama hasil tes homogenitas mixer itu sendiri.
Homogenitas
Homogenitas ini menjadi salah satu tolak ukur apakah pakan yang dibuat dapat dipertanggung jawabkan kualitas dan keamananya bagi ternak. Walaupun secara formulasi telah memenuhi standar, namun jika proses mixer kurang baik dalam artian homogenitasnya maka performance ternak secara keseluruhan tidak akan bagus. Bahkan bisa membahayakan kesehatan ternak itu sendiri karena ketidak homogenan obat didalamnya.
Oleh karena itu perlu adanya teknik untuk mengetahui apakah hasil mixer sudah homogen atau belum. Teknik ini sangat diperlukan baik oleh feed mill atau farm-farm yang biasa mencampur pakan sendiri.
Langkah-langkah yang diperlukan antara lain :
1. Koleksi Sample
Koleksi sample yang dimaksud adalah contoh produk yang telah di mixer dengan waktu tertentu pada mixer yang diharapkan dapat mewakili semua pakan dalam mixer tersebut. Paling tidak ada 10 titik yang harus diambil samplenya sehingga bisa yakin bahwa semua bagian terwakili.
Teknik pengambilan sample itu sendiri tergantung dari manufaktur yang ada, untuk farm bisa dilakukan pemberhentian mixer sesat. Namun perlu diperhatikan pada saat menjalankan mixer kembali karena putaran mixer dikontrol dengan sistem DOL. Pengambilan sample yang terbaik adalah dilakukan setelah mixer dengan mencatat waktu pengeluaran dari mixer yang kemudian dibagi rata. Interval inilah yang digunakan sebagai patokan titik-titik sample yang diambil. Metode inilah yang dilakukan di beberapa feedmill sebelum pakan melewati rotary dreser.
Gambar 1. Contoh Skema pengambilan sample pada Horizontal Mixer (Paddle)
2. Menganalisa Sample
Ada beberapa teknik analisa sample untuk uji homogenitas mixer, tetapi pada prinsipnya adalah jika bahan yang jumlahnya kecil saja homogen maka bahan yang penggunaan banyak pasti juga lebih homogen. Beberapa teknik yang sering digunakan adalah :
a. Penggunaan Micro Tracer
Caranya adalah dengan menambahkan sejumlah micro tracer kedalam bahan yang akan di mixer, dan kemudian menghitungnya dalam sample - sample yang telah diambil. Dari sample inilah akan dihasilkan data yang akan dianalisisa secara statistik apakah homogen atau tidak.
b. Metode Quantab
Merupakan Test NaCl dengan “Quantab”.
c. Pengukuran Kandungan Garam NaCl
Pengecekan bisa dilakukan di laboratorium kimia.
3. Analisa Data
Dari data analisa sample kemudian di analisis secara statistik seperti contoh berikut :
Jika hasil analisa secara statistik menunjukkan bahwa koefisien of variant pada level 85- 90 % maka waktu mixer sebaiknya ditambah 50 %; sedangkan jika berada pada angka 80-85% maka waktu mixer perlu ditambah 100% dari waktu sebelumnya. Jika hasil sangat buruk (<80%)>ufactur, waktu mixer dan isi dari mixer. Isi yang terlalu banyak atau sedikit bisa menyebabkan homogenitas menurun. (Penulis :skm/Sukarman)(sumber : www.cjfeed.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar