Selasa, 31 Maret 2009

Penggunaan Energi dalam Ayam Broiler

Banyak para pelajar, praktisi dan peternak yang mengartikan energi sebagai salah satu nutrisi dalam pakan ternak. Karena kata energi ini sering sekali ditulis secara bedampingan dengan protein, lemak, serat dan nutrient lainya. Padahal energi itu sendiri bukan nutrisi, energi adalah kalor (panas) yang dihasilkan dari metabolisme beberapa nutrient yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Namun demikian energi tetap menjadi salah satu ‘nutritional factor’ untuk mendapatkan performance broiler yang optimal.

Ada 2 hal mendasar yang perlu diketahui peternak menyangkut energi pada pakan broiler. 1) Sampai saat ini energi dalam bahan baku yang bisa di analisa adalah gross energi, sementara yang digunakan oleh broiler adalah net energy atau yang sering kita sebut sebagai metabolisme energi. Metabolisme energi inilah yang dipakai pada sistem formulasi pakan ternak. Artinya nilai ME tidak didapat dari laboratorium, namun didapatdari persamaan (rumus) yang telah diuji oleh para ahli nutrisi ternak dan peneliti. 2) Pengaruh kekurangan energi pada performance sangat besar. Pengaruh terbesar pada ayam broiler adalah memperburuk FCR. Pada saat energi per kg pakan kurang dari kebutuhan, maka ayam akan makan lebih banyak untuk menjaga kebutuhan energi tubuhnya. Walaupun ayam makan lebih banyak pertambahan berat badannya tidak ikut meningkat. Dan ini membuat pemenuhan kebutuhan energi menjadi lebih mahal serta mengurangi ‘value’ dari energi itu sendiri.

Adapun penggunaan energi pada broiler secara garis besar bisa di bagi menajdi 2 bagian :

1. Pemenuhan Hidup Pokok (Maintenance)

  • a. Energi untuk metabolisme (basal metabolisme)

Bagaimanapun juga proses pencernaan, penyerapan, reproduksi, proses dalam sel dan segala macam proses dalam tubuh unggas yang sering di sebut dengan proses metabolisme tetap juga membutuhkan energi Kebutuhan energi untuk basal metabolisme semakin meningkat dengan bertambahnya berat ayam (surface area), walaupun kebutuhan per kg berat badanya semakin kecil.

  • b. Kenaikan panas tubuh karena aktivitas

Proses metabolisme protein dan lemak juga akan meningkatkan panas tubuh ayam, pada saat yang sama maka ayam memerlukan energi untuk menjaga keseimbangan suhu tubuhnya. Jagung mengahasilkan panas bahang yang lebih tinggi dibandingkan minyak, ini adalah salah satu penyebab beberapa ahli merekomendasikan mengganti sumber energi ke lemak pada saat cekaman panas.

  • c. Kenaikan panas tubuh karena ‘thermal regulation’

Pada saat lingkungan disekitar kandang tinggi, maka suhu tubuh ayam juga ikut meningkat. Untuk menurukan suhu tubuhnya ayam akan minum lebih banyak, dalam tubuh ayam itu sendiri ada energi yang dipakai untuk menetralisir hal tersebut.

  • d. Energi pada feses dan urine

Energi yang terbuang sebagai endogenous energy dalam feses dan urine adalah nilai mutlak yang tidak bisa di tawar lagi.

  • e. Immune Respons

Pada saat ayam broiler terinfeksi suatu penyakit, maka sebagian nutrient akan digunakan untuk meningkatkan daya tahan. Glukosa dalam darah juga menurun, maka dari itu energi untuk pertumbuhan juga sebagian akan terpakai untuk mencover kondisi seperti ini. Pemberian air gula secukupnya untuk menambah intake energi terutama pada saat konsumsi pakan turun sangat diperlukan.

2. Energi untuk Produksi

  • a. Pertumbuhan jaringan tubuh

Pakan dibuat sedemikian rupa sehingga komposisi asam amino nya dapat memenuhi kebutuhan ayam. Namun demikian protein yang masuk kedalam tubuh ayam harus dipecah menjadi asam-asam amino, sebelum diserap oleh tubuh. Setelah itu asam-asam amino akan digunakan untuk pembentukan jaringan tubuh (daging, bulu dan jaringan tubuh lainya) dan hal ini banyak membutuhkan energi.

  • b. Penambahan lemak dan penyimpanan karbohidrat

Metabolisme lemak lebih sederhana di bandngkan nutrient lainya, kelebihan lemak akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak juga. Begitu juga dengan karbohidrat, jika nutrient ini berlebih akan disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh unggas.

  • c. Telur dan semen

Karena dipanen pada usia yang relatif muda, ayam broiler belum sampai pada masa reproduksi yang tentunya membutuhkan energi untuk pembentukan semen dan telur.

Bagaimanapun juga perhitungan energi untuk ayam broiler bisa jadi tidak sama presis dengan kebutuhan ayam, mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya termasuk kondisi lingkungan dan kesehatan ayam itu sendiri. Namun demikian para nutritionist pastilah berusaha untuk lebih tepat atau memberikan energi yang lebih tinggi dari kebutuhan pada saat lingkungan normal. (Penulis : skm/sukarman)(sumber:www.cjfeed.co.id)

0 komentar:

Posting Komentar